Minggu, 18 September 2022

Sejarah Kota Bekasi - Tugas Informatika

Sejarah Kota Bekasi 


Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis di dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kota Bekasi berjumlah 2.464.719 jiwa.
Kota ini merupakan bagian dari Metropolitan Jabodetabek dan menjadi kota satelit dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri.

Cuplikan Foto Kota Bekasi dari berbagai arah

Dari kiri ke kanan: Lalu lintas Jalan Ahmad Yani, Jembatan Jalan Cut Meutia, Kota Harapan Indah, Mall Metropolitan

Lambang Kota Bekasi

Motto: Kota Patriot

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri adalah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai ibukota Kerajaan Tarumanegara (358-669). Luas kerajaan itu mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu Jawa Barat. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanegara adalah di wilayah Bekasi sekarang.
 
Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan raja-raja sampai generasi ke -40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Sunda Kelapa (Disebut juga Kerajaan Padjajaran) yang terakhir.
 
Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482--1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga.
 
Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanegara abad ke 8 Kerajaan Galuh dan Kerajaan Padjajaran pada abang ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

SEJARAH SEBELUM TAHUN 1949

Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan Jaman Republik Indonesia.
 
Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanan (Distric), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu, kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina. Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan.
 
Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi  Gun Cikarang. Gun Kebayoran, dan Gun Matraman. Setelah proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama KEN menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanan. Son menjadi Kecamatan dam Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu, Ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).
 
Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus. Kedudukannya dikembalikan zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi kewedanan. Kewedanan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Karawang. Sedangkan, sebelah barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No 178 Negara Pasundan.

Sejarah Tahun 1949 Sampai Terbentuknya Kota Bekasi

Sejarah setelah tahun 1949 ditandai aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alun-alun Bekasi. Hadir pada acara terseut Bapak Mu’min sebagai Resuden Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyapaian pernyataan sikap sebagai berikut.
 
Rakyat Bekasi mengajukan usul kepada pemeritah pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi.
 
Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan berdasarkan Undang-undang No 14 tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari empat kewedanan, 13 kecamatan, (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka itu sevara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto “Swantara Wibawa Mukti”,
 
Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi yang terletak di Jalan H Juanda. Kemudian 1982 saat Bupati dijabat oleh Bapak H Abdul Fatah, gedung perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi kembali dipindah ke Jalan Ahmad Yani No 1 Bekasi. Pasalnya, perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamagan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.
 
Peresmian kota administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan wali kota pertama dijabat leh Bapak H Soedjono (1982-1988). Tahun 1988 Wali Kota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs Andi Sukardi (1988-1991). Kemudian diganti oleh Bapak Drs H Khailani AR (1991-1997).
 
Selanjutnya, berdasakran hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Februari 1998 Wali Kota Madya Kepala Daerah tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi yakni Ahmad Zurfaih dan Mochtar Mohamad periode 2003-2008. Kemudian pada periode 2008-2013 terpilih kembali Mochtar Mohamad sebagai Wali Kota Bekasi dan Rahmat Effendi sebagai Wakil Wali Kota Bekasi.
 
Tahapan pemilihan kembali digelar, pasangan Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi periode 2013-2018. Hingga, pada pemilihan selanjutnya, Rahmat Effendi terpilih kembali menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota dijabat Tri Adhianto Tjahyono periode 2018-2023.

KANTOR WALIKOTA BEKASI

Alamat  : Jl. A. Yani No. 1, Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat

Adat Istiadat Kota Bekasi

1. Sedekah Bumi ( Babarit )

Jika Anda mengunjungi Bekasi dan melihat kerbau putih sedang diarak keliling kampung, berarti Anda sedang menyaksikan upacara Sedekah Bumi. Warga Kota Bekasi sering melakukan upacara adat ini sebagai bukti ungkapan terima kasih dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Warga akan mengumpulkan berbagai hasil bumi dan buah-buahan dalam sebuah ancak (jalinan bambu). Mereka akan menggelar tikar dan terpal di jalanan dengan ancak dan berdoa kepada Tuhan agar sedekah yang mereka berikan dapat diterima. Upacara Adat ini dilakukan pada Tahun Baru Saka dan dilakukan selama 1 bulan. Puncak upacara adat ini saat kerbau putih sedang diarak keliling kampung.

2. Bedug dan Dondang

Festival Bedug dan Dondang merupakan salah satu tradisi Betawi yang merupakan warisan turun temurun dan masih dilakukan oleh warga Bekasi. Festival ini biasanya diadakan setelah perayaan Idulfitri di lapangan terbuka dan bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. 

Di festival ini, Anda akan melihat berbagai dondang yang dihias. Dondang sendiri merupakan sejenis wadah untuk kue tradisional yang biasanya dipakai saat seserahan dari keluarga pihak mempelai wanita ke keluarga pihak mempelai laki-laki. Dondang biasanya diisi dengan berbagai masakan dan kue khas Bekasi, seperti geplak, uli, wajik, dan dodol. Dondang ini akan dihiasi oleh berbagai kertas minyak warna-warni. 

3. Calung Dalengket

Sehabis masa panen, pentas Calung Dalengket menjadi hiburan yang paling dinantikan oleh warga Bekasi. Pentas Calung Dalengket biasanya dimainkan berkelompok yang terdiri dari 9 orang. Sistem pementasan ini layaknya seperti kompetisi, sehingga baik laki-laki maupun wanita bisa ikut dalam pentas. Acara hiburan ini bertujuan sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan. 

Dalam pentas ini, 9 orang bertugas memainkan alat musik tradisional, seperti suling toleat, rebab, gong, nenge, saron, dan kedemung. Masyarakat yang menonton menjadi juri dalam ajang Calung Dalengket ini. Pastinya seru dan menghibur.

4. Samrah

Adat yang masih sering dipertunjukkan di kota Bekasi adalah Samrah. Samrah atau harmonium adalah kesenian yang telah berkembang dan dipentaskan sejak zaman Belanda. Pagelaran musik Samrah merupakan harmonisasi dari berbagai alat musik, seperti biola, harmonium kaki, gitar, ketipung, gitar, dan rebana. 

Rebana sendiri berfungsi sebagai pengatur harmonisasi dalam irama musik yang dimainkan. Selain pagelaran musik, pertunjukan Samrah menampilkan tari-tarian, pantun, dan juga teater. Pertunjukan unik ini sering diadakan saat acara khitanan, pernikahan, dan maulid Rasul. 

5. Pantangan atau Kualat 

Salah satu tradisi atau adat istiadat yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat Bekasi adalah pantangan atau kualat. Tradisi ini lebih berupa imbauan atau saran. Kualat atau kena walat berarti kena bencana yang berarti kesialan dalam bahasa Melayu-Betawi. Imbauan atau saran lebih berupa:

- Sampah harus dibakar.

- Jangan menebang pohon sembarangan karena dalam pohon terdapat penunggunya. Penebang harus meminta izin dulu. Jika tidak penunggu pohon akan marah.

- Dilarang membuang sampah ke sungai karena buaya akan memakan sampahnya. Jika sampai buaya memakan sampah, pelaku akan kualat. Pantangan ini merupakan bagian dari kearifan lokal di Bekasi agar masyarakat dapat menjaga kebersihan sungai

Kesenian Kota Bekasi

1. Angklung dog dog lojor

Nama alat musik tradisional ini berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda, yakni dogdog dan lojor. Dogdog adalah nama alat musik yang bila dipukul menimbulkan bunyi "dog dog", sedangkan kata lojor dalam bahasa Sunda Banten artinya panjang.

Pada masa lampau, kesenian ini adalah alat perlengkapan upacara adat, seperti acara turun nyambut, tebar (benih), ngaseuk atau tandur, sapangjadian, prah-prahan, mapag parebeukah, mabay, mipit atau dibuwat (panen), nyimbur, ngunjal, nutu, nganyaran, hingga seren taun. Kesenian ini dapat juga dipergelarkan untuk keselamatan sesudah membuat rumah, menempati pemukiman atau tempat yang baru, kenduri khitanan dan pernikahan, dan ritual malem opatbelasna.

2. Tanjidor

Tanjidor adalah kesenian musik asal Betawi yang dimainkan oleh grup atau berkelompok. Pertunjukan tanjidor biasanya dipentaskan di acara penting seperti peringatan hari besar, pernikahan, atau saat arak-arakan ondel-ondel.

Satu grup pemain tanjidor biasanya terdiri dari 7-10 orang. Alat musik yang dimainkan adalah klarinet, piston, trombon, saksofon tenor, saksofon bass, drum, simbal, dan tambur. Lagu-lagu yang dibawakan pun kental nuansa Betawi, seperti Kicir-kicir dan Jali-jali

3. Palang Pintu


Pernah menyaksikan rangkaian prosesi pernikahan adat Betawi? Palang pintu adalah tahapan yang gak boleh terlewat, di mana mempelai pria akan ditantang oleh perwakilan dari pihak mempelai wanita untuk unjuk kebolehan bela diri dan berpantun.

Palang pintu bisa diwakili oleh dua perwakilan dari masing-masing mempelai atau langsung dilakukan oleh mempelai pria menghadapi kerabat dari pihak pengantin wanita. Dua orang ini akan berbalas pantun sambil melakukan gerakan silat.

Istilah palang pintu sudah ada sejak zaman Pitung, tokoh legendaris Betawi. Tradisi ini sebagai simbol menjaga keamanan suatu wilayah, di mana sebelum masuk ke daerah tersebut, seseorang harus melewati penjaga yang dalam adat Betawi disebut jawara.

4. Nyorog

Dalam tradisi nyorog, makanan yang dibawakan oleh orang yang lebih muda kerumah saudaranya yang lebih tua atau yang dituakan. Nyorog lazimnya dilakukan sepekan sebelum puasa. Mereka yang datang biasanya membawa bingkisan berupa sembilan bahan pokok (sembako) seperti telur, gula, kopi beras, atau makanan siap saji.

Tujuan dari tradisi nyorog yakni sebagai ajang silaturahmi antar sanak saudara serta menghormati keluarga atau tokoh-tokoh yang dituakan. Tradisi nyorog sebenarnya tak melulu dilakukan menjelang bulan Ramadhan tiba. Tradisi tersebut juga biasa dilakukan dalam acara pernikahan adat Betawi. Namun mirisnya, tradisi tersebut hampir punah di era millenial sekarang ini.

5. Pencak Silat Betawi


Pencak silat tak bisa jauh dari kebiasaan masyarakat Betawi. Banyak orang Betawi di zaman dahulu yang menguasai seni bela diri ini. Bahkan di acara temu pengantin, peragaan seni pencak silat kerap ditampilkan.

Saat ini pun budaya pencak silat terus diajarkan bahkan sejak dini. Tujuannya agar tidak surut generasi muda yang menguasai ilmu bela diri ini.

Kuliner Kuliner Kota Bekasi

1. Out The Box


Tempat makan di kota Bekasi yang tengah populer adalah Out The Box. Dengan konsep yang modern, tempat makan di Bekasi satu ini menyajikan menu-menu lezat hingga makanan ringan dengan harga yang terjangkau. Interior yang cozy membuat destinasi wisata kuliner Bekasi satu ini layak disinggahi.

Lokasi: Jalan Raya Jatibening, Bekasi Timur
Jam Operasional: 10.00 – 22.00 WIB

2. Gudang Rottie

Tempat makan di Bekasi selanjutnya dikhususkan buat kamu yang suka dengan sajian roti-rotian. Gudang Rottie menawarkan aneka kreasi roti mulai dari yang sederhana seperti roti tawar sampai berbagai jenis sajian pastry modern seperti Croissant. Bukan cuma punya sajian pastry, kamu juga akan menjumpai jajanan lokal di sini seperti risoles, lemper, pastel, kue talam, klepon dan masih banyak lagi. Tentunya, aneka menu roti di sini cocok untuk kamu jadikan menu sarapan.

Alamat: Rukan Villa Jatibening Tol, Jalan Caman Raya, Gudang Rottie

Harga: Mulai Rp15.000 – Rp25.000

Jam Buka: 07.00 – 21.00 WIB

3. Hanamasa


Alamat: Jl. Jend A. Yani, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, RT.008/RW.002, Pekayon Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Restaurant satu ini bernuansa Jepang dan menyajikan banyak makanan Khas negeri Sakura. Diantaranya adalah Shabu-Shabu, Daging Yakiniku beserta menu makanan lainnya yang memiliki cita rasa seperti lobster.

Lobster tersebut bisa direbus maupun dipanggang sesuai dengan selera pengunjung. Bahan makanannya berasal dari bahan bahan yang segar dan untuk harga yang dibandrol juga tidak mahal, hanya sekitar 100rb.

4. Ichirei Ramen dan Steak Bekasi

Anda pecinta makanan Jepang? Wisata kuliner ini wajib Anda jadikan tujuan utama saat berkunjung ke Bekasi. Tempatnya mengusung tema negeri Jepang dengan gantungan lampion dan hiasan bunga sakura. Desain bangunan cukup cantik dan cozy membuat pengunjung betah berlama-lama disini. Anda disarankan untuk mencicipi aneka ramen dan minuman red moon yang cukup segar. Semua menunya dibanderol dengam harga yang terjangkau tanpa membuat kantong jebol.

Alamat: Jl. H. Agus Salim No.73, RT.004/RW.007, Bekasi Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi.

5. Soto Tangkar Pak Kus


Menjelang malam suhu kota Bekasi menjadi semakin tinggi, belum lagi saat gerimis mengguyur. Anda membutuhkan kuliner hangat untuk sekedar menghalau dingin yang menembus kulit. Semangkuk Soto Tangkar Pak Kus bisa menjadi pilihan terbaik, untuk disantap sebagai penghangat badan. Anda akan merasakan kuah santan yang gurih dengan potongan daging, dan potongan tomat membuat kuah soto tampak segar.

Lokasi: Jl. Bintara No.1, RT.006/RW.013, Bintara, Kec. Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Wisata Wisata Kota Bekasi

1. Transera Waterpark


Jalan-jalan di Bekasi ternyata rasanya bisa seperti sedang di luar negri! Memiliki keunikan tersendiri, Transera Waterpark menghadirkan nuansa eksotis khas Afrika di area wisatanya. Jadi, pengalaman bermain air di sini tidak bisa kamu dapatkan di tempat lain.

Transera Waterpark adalah satu-satunya tempat yang menawarkan 2 area berbeda untuk dikunjungi, yaitu zona basah dan zona kering. Bukan hanya untuk liburan, Transera Waterpark juga menawarkan paket bagi kamu yang mau membuat acara keluarga atau kantor di sini.

Harga: mulai dari Rp95.000

Alamat: Kota Harapan Indah Boulevard Kavling V Sektor VI, Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat 17214

Jam Operasional:

Senin–Jumat: 10.00 – 18.00 WIB

Sabtu, Minggu, Libur Nasional: 08.00 – 18.00 WIB

2. Go!Wet Waterpark


Pilihan wisata keluarga di Bekasi selanjutnya adalah Go!Wet Waterpark. Tengah populer, Go!Wet merupakan salah satu waterpark terluas di Indonesia, dan menjadi salah satu tempat wisata di Bekasi yang digemari.


Berbagai wahana yang ada di waterpark satu ini antara lain kolam ombak Go!Wave, kolam malas untuk bersantai Go!Lazy, dan banyak pilihan perosostan waterboom seperti Go!Fast, Go!Sprint, Go!Speed, dan lainnya.


Lokasi:  Jl. Southern Boulevard Kav. 1, Lambangjaya, Tambun Selatan

Jam Operasional: Sabtu & Minggu, 09.00 – 16.00 WIB

3. Situ Cibeureum


Tempat wisata di Bekasi ini juga menjadi daya tarik tersendiri, serta merupakan alternatif wisata murah meriah. Suasana danau yang asri dan rindang, dengan pepohonan disekeliling seolah menjadi tempat yang sempurna untuk melepas penat. Selain menikmati pemandangan, wisatawan juga bisa berwisata kuliner ditepian danau. Banyak terdapat saung dan warung yang menjajakan aneka kuliner seperti ikan bakar, susu jahe, bakso, dll. Bagi para penghobi mancing, Situ Cibeureum juga memiliki berbagai jenis ikan didalamnya.

Jam Operasional: Setiap Hari 24 Jam

Tiket: Gratis

Lokasi: Lambangjaya, Tambun Selatan, Bekasi

4. Gedung Juang Tambun


Merupakan salah satu bangunan bersejarah di Bekasi, yang mulai dibangun pada tahun 1906. Gedung bergaya art deco ini, menjadi saksi bisu dalam berbagai peristiwa penting di masa lalu yang terjadi di Bekasi. Gedung Juang Tambun beberapa kali mengalami renovasi, dan kini telah diresmikan sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan. Dengan berkunjung ke gedung ini, wisatawan bisa menikmati keindahan arsitekturnya yang masih dipertahankan.

Jam Operasional: Setiap Hari Jam 08.00 – 15.00 WIB

Tiket: Rp. 2.000 per orang

Alamat: Jalan Sultan Hasanudin No. 39, Tambun Selatan, Bekasi

5. Snow World International Revo Town

Kini tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, jika kamu ingin menikmati keindahan salju, cukup pergi saja ke Bekasi. Sering juga disebut dengan Dunia Salju, tempat wisata di Bekasi ini menghadirkan sebuah pengalaman baru yang cukup seru. Pada Snow World International Revo Town, wisatawan bisa menemukan kereta, boneka, dan berbagai macam hewan yang terbuat dari balok es. Nuansa hujan salju pun bisa dirasakan saat wisatawan berada didalam ruangan dengan suhu dibawah 0 derajat. Serunya, terdapat berbagai wahana permainan seperti seluncuran yang dipenuhi dengan salju.

Jam Operasional: Senin – Jum’at Jam 14.00 – 19.30 WIB, Sabtu – Minggu Jam 11.00 – 20.30 WIB

Tiket: Rp. 60.000 Dewasa, Rp. 50.000 Anak-anak

Alamat: Jalan Jendral Ahmad Yani Kav. 1, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Bekasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar